menu


Senin, 29 Juni 2015

MASALAH SOSIAL PENDIDIKAN DI DESA CIPELANG KARYA TULIS



MASALAH SOSIAL PENDIDIKAN
DI DESA CIPELANG
KARYA TULIS
Digunakan untuk memenuhi syarat dalam menempuh mata pelajaran sosiologi
Oleh:
Taufiq Maulana Ihsan
NISN:9973518485

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 CIJERUK
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
Jl.kol bustomi kp.Gegerbitung khongbu desa cijeruk
Kecamatan cijeruk kabupaten bogor
16740



MOTO PENULIS:
ü Carilah ilmu sampai ke negri cina.
ü Sampai akhir hayat ilmu tidak akan pernah habis, sedangkan materi suatu saat akan habis.
ü Masalah ada untuk di hadapi bukan untuk dihindari, menghindari masalah hanya akan menambah masalah baru.


PERSEMBAHAN
          Karya tulis ini penulis persembahkan kepada:
ü Orang tua
ü Kepala sekolah SMA.N.1.CIJERUK
ü Para guru SMA.N.1.CIJERUK
ü Guru mana pelajaran sosiologi
ü Teman-teman
          Yang telah memberikan dukungan dan membantu penulis baik berupa materi maupun moral.
          Dengan hati yang tulus penulis ucapkan terima kasih atas dukungan kepada penulis.


KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-nyalah, karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik dengan judul “masalah social pendidikan di desa cipelang”, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.     Bapak Drs Ahmad Suja’I selaku kepala sekolah SMA.N.1.CIJERUK
2.     Ibu Nunung Nuryani.Spd selaku wali kelas xii-ips
3.     Bapak Suhardi.Spd selaku guru mata pelajaran sosiologi
     Yang telah membantu dan mendukung pembuatan karya ilmiah ini.
          Semoga dengan dibuatnya karya ilmiah ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan khususnya di wilayah desa cipelang.
          Penulis mengucapkan mohon maaf bila terdapat kekuranagan dalam karya ilmiah ini.penulis bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca.
          Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Aminn








   Bogor, 07 Maret 2015
         Penulis


Taufiq.Maulana.Ihsan
DAFTAR ISI
1.     Moto penulis……………………………………………………………i
2.     Persembahan……………………………………………………………ii
3.     Kata pengantar………………………………………………………….iii
4.     Daftar isi………………………………………………………………..iv
5.     BAB 1: PENDAHULUAN………………………………………….….1
a.     Alasan pemilihan judul……………………………………….….1
b.     Latar belakang masalah……………………………………….…1
c.      Batasan masalah………………………………………………....1
d.     Rumusan masalah………………………………………….….…1
6.     BAB 2: KAITAN MATERI………………………………………….…1
a.     Pengertian masalah social…………………………………..........1
b.     Letak dan keadaan geografis Desa Cipelang……………………2
c.      Jumlah penduduk desa cipelang…………………………………2
d.     Sejarah Desa Cipelang…………………………………………...3
e.      Sarana dan prasarana pendidikan di Desa Cipelang……………3
7.     BAB 3: PEMBAHASAN…………………………………………….…3
a.     Tingkat pendidikan masyarakat di Desa Cipelang………………3
b.     Masalah sosial pendidikan yang terjadi di Desa Cipelang……….3
c.      Faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan di Desa Cipelang..4
d.     Damapak positif dari rendahnya tingkat pendidikan di Desa Cipelang……………………………………………………….…4
e.      Dampak negatif dari rendahnya tingkat pendidikan di Desa Cipelang……………………………………………………….…4
8.     BAB 4: PENUTUP…………………………………………………..…5
a.     Kesimpulan………………………………………………………5
b.     Saran…………………………………………………………...…5
c.      Kata penutup……………………………………………………..5







BAB 1:PENDAHULUAN
1.1  Alasan pemilihan judul.
Alasan penulis mmemilih judul “masalah social pendidikan di desa Cipelang” dikarenakan desa cipelang adalah desa tempat penulis tinggal sehingga memudahkan penulis untuk mencari informasi dan melakukan pengamatan.
1.2  Latar belakang masalah.
Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi terbentuknya generasi muda.baik pendidikan formal ataupun informal berguna untuk membentuk generasi muda yang unggul dan dapat ikut serta dalam membangun bangsa.
Terutama di desa cipelang,salah satu masalah sosial yang terjadi yaitu masih rendahnya tingkat pendidikan masayarakat dan rendahnya kesadaran akan pentingnya pendidikan.
1.3  Batasan masalah.
Untuk menghindari pembahsan yang sangat luas dan agar pembahsan terarah serta sesuai dengan penelitian yang dilakuakan maka penulis membuat batasan-batasan, adapun batasan masalah karya ilmiah ini sebagai berikut:
ü  Masalah social di bidang pendidikan.
ü  Masyarakat di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor.
ü  Tepatnya dikampung Pasir Pogor
ü  Periode 2015.
1.4  Rumusan masalah.
1.      Bagaimana keadaan tingkat pendidikan di Desa Cipelang?
2.      Apa masalah di Desa Cipelang yang bekaitan dengan pendidikan?
3.      Apa faktor dari pemasalahan tersebut?
4.      Apa dampak permasalahan tersebut bagi masyarakat?
BAB 2: KAITAN MATERI
2.1 Pengertian masalah sosial.
Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
2.2 Letak dan keadaan geografis Desa Cipelang.
Desa Cipelang merupakan ibu kota kecamatan yang terletak di wilayah Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor yang memiliki luas wilayah 645,5 Ha terdiri dari 3 (tiga) Dusun, 7 (tujuh) Rukun Warga (RW) dan 30 (Tiga puluh) Rukun tetangga (RT) dengan batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Tanjungsari dan Cipicung
b.Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Cibalung
c. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Cijeruk dan Warung Menteng
d.      Sebelah Barat : Berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
Ada pun jarak antara Desa ke kantor ke kecamatan, kabupaten, provinsi, dan ibu kota Negara adalah:
a.       Ibu kota kecamatan     : 0,3  km
b.      Ibu kota kabupaten     : 22   km
c.       Ibu kota provinsi         : 150 km
d.      Ibu kota Negara          : 60   km
2.3 Jumlah penduduk desa cipelang
    Jumlah penduduk berdasarkan hasil laporan bulanan kependudukan sampai akhir Tahun 2014 tercatat 10.422 jiwa, terdiri dari:
a.       Laki-laki          : 5.473 jiwa
b.      Perempuan      : 4.949 jiwa
c.       Jumlah KK      : 2.373 KK

2.4 Sejarah Desa Cipelang
    Menurut warga, Desa cipelang telah ada sejak zaman penjajahan.
2.5 Sarana dan prasarana pendidikan di Desa Cipelang.
2.5.1 Sarana dan prasarana pendidikan umum:
a.       PAUD        : 3 Buah
b.      SD              : 5 Unit
c.       SLTP          : 1 Unit
2.5.2 Sarana dan prasarana pendidikan Islam:
a.       RA/TK/TPA                       : 2 Unit
b.      Madrasah Ibtidaiyah          : 1 Unit
c.       Madrasah Diniah                : 5 Unit
d.      Pondok Pesantren               : 16 Unit
e.       Majlis Ta’lim                       : 35 Unit
BAB 3: PEMBAHASAN
3.1 Tingkat pendidikan masyarakat di Desa Cipelang.
Berikut keadaan masyarakat Desa Cipelang berdasarkan tingkat pendidiakan:
a.       Tidak tamat SD/sederajat      : 4990 Orang
b.      Tamat SD/sederajat               : 3937 Orang
c.       Tamat SLTP/sederajat           : 1067 Orang
d.      Tamat SLTA/sederajat          : 541   Orang
e.       Tamat DI s/d DIII                 : 46     Orang
f.       Tamat SI s/d SIII                  : 42     Orang
3.2 Masalah sosial pendidikan yang terjadi di Desa Cipelang.
    Dari data di atas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan di Desa Cipelang masih sangat rendah, hal tersebut dapat terlihat dari orang tidak tamat SD/sederajat menjadi mayoritas masyarakat dan dari data di atas pun dapat di ketahui bahwa setiap naik tingkat ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, mengalami penurunan jumlah orang. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan di Desa Cipelang masih rendah.
3.3 Faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan di Desa Cipelang.
     Berikut bebepapa faktor yang menyebabkan tingkat pendidikan di Desa Cipelang rendah:
ü  Keadaan ekonomi yang kurang mampu, sehingga mengesampingkan pendidikan dan mendahulukan keperluan sehari-hari.
ü  Tidak adanya kemauan dari anak tersebut untuk memiliki tingkat pendidikan yang tinggi,alasanya yaitu bosan sekolah dan ingin cepat berpenghasilan/bekerja.
ü  Rendahnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan untuk anaknya. Terutama untuk orang tua yang memiliki anak perempuan, mereka berpikir bahwa pendidikan yang tinggi tidak akan berguna.
ü  Pergaulan yang membawa anak tersebut tidak ingin melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
3.4 Dampak positif dari rendahnya tingkat pendidikan di Desa Cipelang.
     Berikut beberapa dampak positif dari dari rendahnya pendidikan di Desa Cipelang:
ü  Budaya- budaya lokal menjadi terjaga dengan baik.
ü  Bertahanya mata pencaharian agraris di masyarakat.
3.5 Dampak negatif dari rendahnya tingkat pendidikan di Desa Cipelang.
     Berikut beberapa dampak negatif dari dari rendahnya pendidikan di Desa Cipelang:
ü  Banyak masyarakat berpenghasilan rendah.
ü  Banyak masyarakat yang bekerja sebagai buruh pabrik.
ü  Ketertinggalan kemajuan teknologi.
ü  Menambah tingkat pengangguran di masyarakat.
ü  Bila tingkat pendidikan orang tersebut rendah, kelak orang tersebut tidak akan dapat mendidik anaknya dengan baik.

BAB 4: PENUTUP
4.1 Kesimpulan
    Salah satu masalah sosial di Desa Cipelang yaitu masih rendahnya tingkat pendidikan hal tersebut di pengaruhi oleh keaadan ekonomi, pandangan orang tua, pandangan anak, dan pergaulan.
4.2 Saran
4.2.1 Pemerintah Desa
        Penulis berharap pemerintah desa dapat meningkatkan tingkat pendidikan di Desa cipelang dengan cara melakukan penyuluhan kepada masyarakat bahwa pendidikan adalah suatu hal yang penting, selain itu pemerintah desa dapat memberikan bantuan kepada masyarakat yang kurang mampuh.
4.2.2 Masyarakat pada umumnya
        Penulis berharap masyarakat dapat menyadari bahwa pendidikan sangat penting dan mempengaruhi masa depan anak.
4.3 Kata penutup
Demikian yang dapat penilis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam karya ilmiah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul karya ilmiah ini. Sekian dan terima kasih.

ASEAN



KATA PENGANTAR 
          Puji  syukur  kami  panjatkan  kehadirat  Allah  SWT, karena  atas  limpahan  rahmat  dan  karunia–Nya lah  sehingga  kami  dapat  menyelesaikan  Makalah  sejarah  ini  dengan tepat waktu.
          Kami  mencoba  berusaha  menyusun  makalah  ini  sedemikian  rupa  dengan  harapan  dapat  membantu  pembaca  dalam  memahami  pelajaran  sejarah  yang  merupakan  judul  dari  Makalah  kami, yaitu  “ASEAN (Association  of  South  East  Asian  Nation)”. Disamping  itu, kami  berharap  bahwa   Makalah  sejarah  ini  dapat  dijadikan  bekal  pengetahuan  untuk  melangkah  ke  jenjang  pendidikan  yang  lebih  tinggi  lagi.
          Kami  menyadari  bahwa  didalam  pembuatan  Makalah  sejarah  ini  masih  ada  kekurangan  sehingga  kami  berharap  saran  dan  kritik  dari  pembaca  sekalian  khususnya  dari  guru  mata  pelajaran  sejarah  agar  dapat  meningkatkan  mutu  dalam  penyajian  berikutnya.
          Akhir  kata  kami  ucapkan  terima  kasih.




                                                                                                 Bogor, 17 Februari 2015

Penyusun             Taufiq Maulana Ihsan





DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................          i
Daftar Isi.................................................................................................................          ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang Masalah................................................................................          1
1.2.      Rumusan Masalah..........................................................................................          1
1.3.      Tujuan Makalah.............................................................................................          1
BAB II PEMBAHASAN
2.1.   Arti Lambang ASEAN..................................................................................          2
2.2.   Latar Belakang Berdirinya ASEAN..............................................................          2
2.2.  Tujuan Berdirinya ASEAN............................................................................          3
2.4.  Tokoh-Tokoh Pendiri ASEAN.......................................................................          4
2.5.  Konferensi yang Menghasilkan Deklarasi Berdirinya ASEAN......................          6
2.6.  Struktur Organisasi ASEAN..........................................................................          10
2.7.  Peran Indonesia di Organisasi ASEAN..........................................................          11
BAB III PENUTUP
3.1.      Kesimpulan....................................................................................................          11
3.2.      Saran..............................................................................................................          12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................          13

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.            Latar Belakang Masalah
Adakalanya  tingkah  laku  binatang  menjadi  inspirasi  bagi  manusia. Bahkan, binatang  yang  kecil  sekalipun, seperti  semut. Suatu  waktu  kamu  pasti  pernah  melihat  sekelompok  semut  mampu  mengangkut  benda  yang  besar. Jika  hanya  seekor  semut  yang  mengangkut  benda  itu, pasti  tidak  kuat. Kejadian  itu  menjadi  contoh  bagi  orang, masyarakat, bahkan  negara. Inti  kejadian  tersebut  adalah  kegotongroyongan, kebersamaan, atau  menjalin  kerja  sama. Sebuah  negara  kecil  dapat  menjadi  kuat  bila  saling  bekerja  sama  dengan  negara-negara  kecil  lainnya. Contoh  yang  lebih  nyata  adalah  negara-negara  Asia  Tenggara.
Karena  adanya  masalah  yang  terjadi  di  Asia  Tenggara, sehingga  negara-negara  yang  merupakan  anggota  Asia  Tenggara  bersatu  dan  membentuk  organisasi  yang  dinamakan  ASEAN  (Association  of  South  East  Asian  nation). ASEAN  merupakan  perhimpunan  bangsa-bangsa  di  Asia  Tenggara  yang  didirikan  pada  tanggal  8  Agustus  1967  di  Bangkok, Thailand, melalui  penandatanganan  Deklarasi  Bangkok  oleh  Menteri  Luar  Negeri  Filipina, Indonesia, Thailand, Malaysia, dan  Singapura.
1.2.            Rumusan Masalah
a.       Bagaimana Latar belakang terbentuknya ASEAN?
b.      Apa tujuan berdirinya ASEAN?
c.       Siapa saja tokoh-tokoh pendiri ASEAN?
d.      Konferensi yang menghasilkan deklarasi berdirinya ASEAN?
e.       Bagaimana stuktur organisasi ASEAN?
f.       Apa peran Indonesia di ASEAN?
1.3.            Tujuan Makalah
a.       Menjelaskan Latar belakang terbentuknya ASEAN?
b.      Menyebutkan tujuan berdirinya ASEAN?
c.       Menjelaskan tokoh-tokoh pendiri ASEAN?
d.      Menyebutkan Konferensi deklarasi berdirinya ASEAN?
e.       Menyebutkan stuktur organisasi ASEAN?
f.       Menjelaskan peran Indonesia di ASEAN?
BAB II
PEMBAHASAN
2.         
2.1.            ARTI LAMBANG ASEAN
Lambang ASEAN memiliki makna sebagai berikut :
A.    Warna biru melambangkan keamanan dan kestabilan.
B.     Warna merah bermaksud semangat dan dinamisme.
C.     Warna putih menunjukkan ketulenan.
D.    Warna kuning melambangkan kemakmuran.
E.     Sepuluh tangkai padi melambangkan impian bapak penemu ASEAN yang ke sepuluh Negara Asia Tenggara bersatu dan bersahabat.
2.2.            LATAR BELAKANG BERDIRINYA ASEAN
ASEAN itu (singkatan dari Association of Southeast Asian Nations atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara) adalah organisasi kawasan yang mewadahi kerjasama antarnegara di Asia Tenggara sejak tahun 1967.
ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok (Ibu Kota Thailand) oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Pendirian itu di tandai dengan penandatanganan Deklarasi Bangkok dan di peringati setiap tahun sebagai hari ASEAN.
Pada  tanggal  5-8  Agustus  1967  kelima  negara  tersebut  mengadakan  pertemuan  di  tepi  Pantai  Bangsaem, bangkok, Thailand. Pertemuan  tersebut  dihadiri  oleh  lima  orang  yang  merupakan  wakil  dari  lima  negara. Kelima  orang  tersebut  sebagai  berikut.
1.      Adam  Malik; Menteri  Presidium  Urusan  Politik/Menteri  Luar  Negeri  indonesia.
2.      Tun  Abdul  Razak; Wakil  Perdana  Menteri  Pembangunan  Malaysia.
3.      Thanat  khoman; Menteri  Luar  Negeri  Thailand.
4.      S. Rajaratnam; Menteri  Luar  Negeri  Singapura.
5.      Narciso  Ramos, Menteri  Luar  Negeri  Filipina.
       Pada  tanggal  8  Agustus  1967  di  Bangkok, Thailand  dan  melalui  penandatanganan  Deklarasi  Bangkok oleh  Menteri  Luar  Negeri  Filiphina, Indonesia,Thailand, Malaysia, dan  Singapura, maka  dibentuklah  sebuah  organisasi, yaitu  ASEAN  (Association  of  South  East  Asian  Nation).
Berdirinya ASEAN dilatarbelakangi adanya persamaan diantara negara-negara Asia Tenggara. Berikut ini persamaan-persamaan berikut :                               
1.      Persamaan letak Geografis di kawasan Asia Tenggara.
2.      Persamaan budaya yakni budaya Melayu Austronesia
3.      Persamaan nasib dalam sejarah yaitu sama-sama sebagai negara bekas dijajah oleh bangsa asing.
4.      Persamaan kepentingan untuk menjalin hubungan dan kerja sama di bidang ekonomi,sosial dan budaya.
     Berdirinya ASEAN juga dilatarbelakangi oleh kesamaan sikap yang nonkomunis,mengingat komunis telah menimbulkan ketidakstabilan dalam negeri masing-masing negara.
2.3.            TUJUAN BERDIRINYA ASEAN
Tujuan terbentuknya ASEAN tercantum dalam naskah Deklarasi Bangkok, antara lain sebagai berikut.
1.      Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan kebudayaan melalui usah-usah bersama berdasarkan semangat kebersamaan, perekutuan, dan hidup damaidi kalangan bangsa di Asia Tenggara.
2.      Memajukan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan saling menghormati keadilan tata tertib hukum dalam hubungan antar negaradi Asia Tenggara.
3.      Meningkatkan kerjasama secara aktif dan saling membantu dalam hal-hal yang menjadi kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, kebudayaan, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi.
4.      Memberikian bantuan satu sama lain dalam fasilitas-fasilitas latihan dan penelitian di sektor-sektor pendidikan, profesi, teknik, dan administrasi.
5.      Bekerja sama secara efektif dalam memanfaatkan potensi pertanian dan industri, perluasan perdagangan, perbaikan fasilitas-fasilitas komunikasi.


2.4.            TOKOH-TOKOH PENDIRI ASEAN
1.      Adam  Malik; Menteri  Presidium  Urusan  Politik/Menteri  Luar  Negeri  indonesia.
 Adam Malik Batubara (lahir di Pematangsiantar, Sumatera Utara, 22 Juli 1917 – meninggal di Bandung, Jawa Barat, 5 September 1984 pada umur 67 tahun) adalah mantan Menteri Indonesia pada beberapa Departemen, antara lain ia pernah menjabat menjadi Menteri Luar Negeri. Ia juga pernah menjadi Wakil Presiden Indonesia yang ketiga. Adam Malik ditetapkan sebagai salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 6 November 1998 berdasarkan Keppres Nomor 107/TK/1998
2.      Tun  Abdul  Razak; Wakil  Perdana  Menteri  Malaysia.
Tun Haji Abdul Razak bin Datuk Haji Hussein Al-Haj (lahir di Pulau Keladi, Pekan, Pahang, Malaysia, 11 Maret 1922 – meninggal di London, Inggris, 14 Januari 1976 pada umur 53 tahun) adalah Perdana Menteri Malaysia ke-2, mulai tahun 1970 hingga 1976, menggantikan Tunku Abdul Rahman.
 Selain dikenal sebagai salah seorang tokoh pendiri Malaysia, ia juga penggagas Dasar Ekonomi Baru, suatu program controversial dan juga pendiri Barisan Nasional pada tahun 1973. Ia memiliki darah bangsawan Bugis yang datang ke Malaya pada abad ke-19. Salah seorang putranya, Najib Tun Razak, adalah Perdana Menteri Malaysia sejak 3 April 2009. Tun Abdul Razak wafat saat masih menjabat sebagai Perdana Menteri pada tanggal 14 Januari 1976 karena menderita leukemia.
3.      Thanat  Khoman; Menteri  Luar  Negeri  Thailand.
 Thanat Khoman lahir di Bangkok pada 9 Februari 1914. Thanat Khoman adalah mantan Menter Luar Negeri Thailand. Ia salah satu menteri luar negeri (MenLu) yang ikut dalam pembentukan ASEAN dalam Deklarasi Bangkok di Thailand. Thanat Khoman sangat berperan dalam pendirian ASEAN seperti halnya pendiri ASEAN yang lain, ia telah menandatangani perjanjian antar negara untuk membentuk ASEAN.
4.      S. Rajaratnam; Menteri  Luar  Negeri  Singapura.
 Sinnathamby Rajaratnam (lahir di Jaffna, Sri Lanka, 25 Februari 1915 – meninggal di Singapura, 22 Februari 2006 pada umur 90 tahun), lebih dikenal sebagai S Rajaratnam, adalah mantan politikus Singapura.
 Ia bekerja sebagai jurnalis The Straits Times pada era 1950-an. Ia menikah dengan Piroska Feher, guru asal Hongaria, yang dijumpainya di London.
Pada 1959, Rajaratnam beralih karier menjadi seorang politikus dan bergabung dengan Partai Aksi Rakyat. Posisi-posisi yang dijabatnya ialah Menteri Kebudayaan (1959–1965), Menteri Luar Negeri (1965–1980), Menteri Perindustrian (1968–1971), Wakil Perdana Menteri (1980–1985), dan Menteri Senior hingga masa pensiunnya pada 1988. Ia lalu bekerja di Institut Studi Asia Tenggara hingga 1996. Saat bertugas sebagai menteri luar negeri, ia merupakan salah satu dari lima "bapak pendiri" ASEAN pada 8 Agustus 1967.
Pada 1966, setahun setelah kemerdekaan Singapura, Rajaratnam menulis Ikrar Kebangsaan (National Pledge).
5.      Narciso  Ramos, Menteri  Luar  Negeri  Filipina.
 Narciso Rueca Ramos (11 November 1900 - 3 Februari 1986) adalah seorang diplomat, mantan politisi Filipina (pernah menjadi anggota legislatif selama 5 periode), mantan pengacara dan wartawan. Dari 1965 ke 1968, Narciso Ramos menjadi menteri luar negeri dalam pemerintahan Ferdinand Marcos.
Dalam kapasitas sebagai menteri luar negeri, beliau pada 8 Agustus 1967 menghadiri pertemuan di Bangkok. Pada hari itu pulalah Narciso Ramos dan keempat menlu lainnya menandatangani deklarasi pembentukan ASEAN. Narciso Ramos menjadi orang pertama yang memberikan sambutan dalam acara deklarasi tersebut. Ia mengatakan bahwa negosiasi yang telah dilakukan benar-benar menuntut niat baik, imajinasi, kesabaran dan saling memahami diantara kelima menteri luar negeri yang hadir.

2.5.            KONFERENSI YANG MENGHASILKAN DEKLARASI BERDIRINYA ASEAN
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN adalah pertemuan puncak antara pemimpin-pemimpin negara anggota ASEAN yang diselenggarakan setiap tahunnya sejak KTT ke-7 tahun 2001.
Sejak dibentuknya ASEAN telah berlangsung 14 kali KTT resmi, 4 KTT tidak resmi, dan 1 KTT Luar Biasa.Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN
Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN

Tanggal
Negara
Tuan rumah
1
23-24 Februari 1976
2
4-5 Agustus 1977
3
14-15 Desember 1987
4
27-29 Januari 1992
5
14-15 Desember 1995
6
15-16 Desember 1998
7
5-6 November 2001
8
4-5 November 2002
9
7-8 Oktober 2003
10
29-30 November 2004
22px-Flag_of_Laos Laos
11
12-14 Desember 2005
12
11-14 Januari 20071,2
13
18-22 November 2007
14
27 Februari-1 Maret 2009[1]3
15
23 Oktober 2009
16
8-9 April 2010
17
28-30 Oktober 2010
18
2011
1 Ditunda dari tanggal sebelumnya 10-14 Desember 2006 akibat Badai Seniang
2 Menjadi tuan rumah setelah Myanmar mundur karena ditekan AS dan UE
3 Ditunda dari tanggal sebelumnya 12-17 Desember 2008 akibat krisis politik Thailand 2008. Pertemuan pada Maret kemudian dibatalkan akibat aksi unjuk rasa di lokasi pertemuan.

Konferensi Tingkat Tinggi Tak Resmi ASEAN

Tanggal
Negara
Tuan rumah
1
30 November 1996
2
14-16 Desember 1997
3
27-28 November 1999
4
22-25 November 2000
Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa ASEAN

Tanggal
Negara
Tuan rumah
1
6 Januari 2005

Hasil Dari KTT Resmi ASEAN
KTT ke-1
·         Deklarasi Kerukunan ASEAN; Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (TAC); serta Persetujuan Pembentukan Sekretariat ASEAN.
KTT ke-2
·         Pencetusan Bali Concord 1.
KTT ke-3
·         Mengesahkan kembali prinsip-prinsip dasar ASEAN.
·         Solidaritas kerjasama ASEAN dalam segala bidang.
·         Melibatkan masyarakat di negara-negara anggota ASEAN dengan memperbesar peranan swasta dalam kerjasama ASEAN.
·         Usaha bersama dalam menjaga keamanan stabilitas dan pertumbuhan kawasan ASEAN.
KTT ke-4
·         ASEAN dibentuk Dewan ASEAN Free Trade Area (AFTA) untuk mengawasi, melaksanakan koordinasi.
·         Memberikan penilaian terhadap pelaksanaan Skema Tarif Preferensi Efektif Bersama (Common Effective Preferential Tariff/CEPT) menuju Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN.
KTT ke-5
·         Membicarakan upaya memasukan Kamboja, Laos, Vietnam menjadi anggota serta memperkuat identitas ASEAN.
KTT ke-6
·         Pemimpin ASEAN menetapkan Statement of Bold Measures yang juga berisikan komitmen mereka terhadap AFTA dan kesepakatan untuk mempercepat pemberlakuan AFTA dari tahun 2003 menjadi tahun 2002 bagi enam negara penandatangan skema CEPT, yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand.
KTT ke-7
·         Mengeluarkan deklarasi HIV/AIDS.
·         Mengeluarkan deklarasi Terorisme, karena menyangkut serangan terorisme pada gedung WTC di Amerika.


KTT ke-8
·         Pengeluaran deklarasi Terorisme, bagaimana cara-cara pencegahan.
·         Pengesahan ASEAN Tourism Agreement.
KTT ke-9
·         Pencetusan Bali Concord II yang akan dideklarasikan itu berisi tiga konsep komunitas ASEAN yang terdiri dari tiga pilar, yaitu Komunitas Keamanan ASEAN (ASC), Komunitas Ekonomi ASEAN (AEC) dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASSC).
KTT ke-10
·         Program Aksi Vientiane (Vientiane Action Program) yang diluluskan dalam konferensi tersebut menekankan perlunya mempersempit kesenjangan perkembangan antara 10 negara anggota ASEAN, memperluas hubungan kerja sama dengan para mitra untuk membangun sebuah masyarakat ASEAN yang terbuka terhadap dunia luar dan penuh vitalitas pada tahun 2020.
KTT ke-11
·         Perjanjian perdagangan jasa demi kerja sama ekonomi yang komprehensif dengan Korea Selatan, memorandum of understanding (MoU) pendirian ASEAN-Korea Center, dan dokumen hasil KTT Asia Timur yang diberi label Deklarasi Singapura atas Perubahan Iklim, Energi, dan Lingkungan Hidup.
KTT ke-12
·         Membahas masalah-masalah mengenai keamanan kawasan, perundingan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), keamanan energi Asia Tenggara, pencegahan dan pengendalian penyakit AIDS serta masalah nuklir Semenanjung Korea.
KTT ke-13
·         Penandatanganan beberapa kesepakatan, antara lain seperti perjanjian perdagangan dalam kerangka kerjasama ekonomi dan penandatangan kerjasama ASEAN dengan Korea Center, menyepakati ASEAN Center.
KTT ke-14
·         Penandatanganan persetujuan pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru

Hasil Dari KTT Tidak Resmi ASEAN
           KTT Tidak Resmi ke-1
·         Kesepakatan untuk menerima Kamboja, Laos, dan Myanmar sebagai anggota penuh ASEAN secara bersamaan.
KTT Tidak Resmi ke-2
·         Sepakat untuk mencanangkan Visi ASEAN 2020 yang mencakup seluruh aspek yang ingin dicapai bangsa-bangsa Asia Tengara dalam memasuki abad 21, baik di bidang politik, ekonomi maupun sosial budaya.
KTT Tidak Resmi ke-3
·         Kesepakatan untuk mengembangkan kerja sama di bidang pembangunan ekonomi, sosial, politik dan keamanan serta melanjutkan reformasi struktural guna meningkatkan kerja sama untuk pertumbuhan ekonomi di kawasan.
KTT Tidak Resmi ke-4
·         Sepakat untuk pembangunan proyek jalur kereta api yang menghubungkan Singapura hingga Cina bahkan Eropa guna meningkatkan arus wisatawan.
KTT Luar Biasa (Jakarta 6 Januari 2005)
·         Pembahasan bagaimana penanggulangan dan solusi menghadapi Gempa atau Tsunami.

2.6.            STRUKTUR ORGANISASI ASEAN
Untuk melaksanakan maksud dan tujuan ASEAN, maka dibentuklah struktur organisasi ASEAN. Struktur organisasi ini antara sebelum dan sesudah KTT I di Bali 1976 ada perbedaan.
a.      Sebelum KTT I di Bali 1976 Struktur Organisasinya Sebagai Berikut.
(1)   Sidang Tahunan Para Menteri Luar Negeri (ASEAN Ministerial Meeting). Sidang Tahunan ini merupakan sidang tertinggi yang diadakan setiap tahun secara bergilir di negara anggota.
(2)   Standing committee, diketuai oleh Menteri Luar Negeri Tuan Rumah, tugasnya melanjutkan pekerjaan ASEAN dalam jangka waktu di antara sidang-sidang tahunan para Menteri Luar Negeri.
(3)   Komisi-komisi Tetap (Permanent Committee), yang beranggotakan tenaga ahli serta pejabat pemerintah negara-negara anggota. Tugas utama komisi ini adalah memberikan rekomendasi terhadap rencana program ASEAN dan melaksanakan program tersebut setelah mendapat persetujuan dari Sidang Tahunan Para Menteri.
(4)    Komisi-Komisi Khusus (Ad Hoc Committee), yakni Komisi khusus di bentuk sesuai kebutuhan ASEAN.
(5)   Sekretariat Nasional ASEAN (National Secretariats), yang bertugas untuk mengkoordinasi pada tahap nasional dalam melaksanakan keputusan-keputusan para menteri ASEAN dan mempersiapkan agenda pertemuan Standing Comitte.
b.      Sesudah KTT I di Bali 1976 Struktur Organisasinya Ada Perubahan, Sebagai Berikut.
(1) Pertemuan Para Kepala Pemerintahan ( Summit Meeting ).
(2) Sidang Tahunan Para Menteri Luar Negeri ASEAN.
(3) Sidang Para Menteri-Menteri Ekonomi.
(4) Sidang para Menteri lainnya (Non- Ekonomi).
(5) Standing Committee.
(6) Komite-Komite.

2.7.            PERAN INDONESIA DI ORGANISASI ASEAN
Peranan Indonesia dalam ASEAN sangat besar di antaranya sebagai berikut.
a.       Indonesia merupakan salah satu negara pemrakarsa berdirinya ASEAN pada tanggal 8 Agustus 1967.
b.      Indonesia berusaha membantu pihak- pihak yang bersengketa untuk mencari penyelesaian dalam masalah Indocina. Indonesia berpendapat bahwa penyelesaian Indochina secara keseluruhan dan Vietnam Khususnya sangat penting dalam menciptakan stabilisasi di kawasan Asia Tenggara. Pada tanggal 15 – 17 Mei 1970 di Jakarta diselenggarakan konferensi untuk membahas penyelesaian pertikaian Kamboja. Dengan demikian Indonesia telah berusaha menyumbangkan jasa-jasa baiknya untuk mengurangi ketegangan- ketegangan dan konflik-konflik bersenjata di Asia Tenggara.
c.       Indonesia sebagai penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pertama ASEAN yang berlangsung di Denpasar, Bali pada tanggal 23 – 24 Februari 1976.
d.      Pada tanggal 7 Juni 1976 Indonesia pernah ditunjuk sebagai tempat kedudukan Sekretariat Tetap ASEAN dan sekaligus ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal Pertama adalah Letjen. H.R. Dharsono yang kemudian digantikan oleh Umarjadi Njotowijono.

BAB III
                                                          PENUTUP

3.1.     KESIMPULAN
ASEAN  (Association  of  South  East  Asian  Nation)   merupakan  organisasi  regional  di  kawasan Asia  Tenggara. ASEAN  didirikan  oleh  bangsa-bangsa  Asia  Tenggara  atas  dasar  persamaan  nasib  dan  kepentingan  bersama. Lima  negara  yang  sepakat  menjadi  pelopor  membentuk  ASEAN  adalah  Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura  dan  Filipina. Organisasi  ini  didirikan  pada  tanggal  8  Agustus  1967  di  Bangkok, Thailand  dan  melalui  penandatanganan  Deklarasi  Bangkok oleh  Menteri  Luar  Negeri  Filiphina, Indonesia,Thailand, Malaysia, dan  Singapura.
Pada  awalnya, negara-negara  anggota  ASEAN  hanya  berjumlah  lima, namun  beberapa  tahun  setelah  berdirinya  ASEAN, lima  negara  lainnya  bergabung  ke  dalam  Anggota  ASEAN  secara  bertahap. Tujuan  didirikannya  ASEAN  adalah  untuk  meningkatkan  kerja  sama  di  bidang  ekonomi, sosial, budaya, dan  politik, serta  mewujudkan  ketertiban  dan  perdamaian  di  kawasan  Asia  Tenggara.
3.2.     SARAN
Negara  kita, Indonesia  merupakan  salah  satu  anggota  ASEAN. Untuk  itu, kita  harus  membantu  mewujudkan  cita-cita  atau  tujuan  dari  ASEAN  itu  sendiri. Karena  bagaimanapun, tujuan  tersebut  merupakan  keinginan  dari   bangsa  kita  sendiri.
          Selain  itu, sebagai  negara  anggota  ASEAN  yang  terbesar, kita  harus  lebih  menunjukan  patisipatif  kita  dalam  mewujudkan  tujuan  tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
3.                   
4.                  Di browsing dari internet pada tanggal 17 Februari 2015